Perum Perindo Diduga Endapkan Milyaran Uang Sumbangan Pengusaha

Editor: MARITIMONLINE.COM


MARITIMONLINE.COM-BELAWAN-Pelabuhan Perikanan Samudara Belawan semakin lama kondisinya semakin memprihatinkan, Bahkan terkesan kumuh. Keadaan ini bahkan telah berlangsung selama bertahun - tahun. Diduga Perum Perindo Endapkan Milyaran Uang Sumbangan Pemeliharaan dari Pengusaha. Seperti pantauan media maritimonline.com, Jum'at (25/11/22).

Terlihat air menggenangi sepanjang jalan masuk ke Gabion Belawan. Belum lagi paritnya yang jorok dipenuhi sampah dan lumpur. Terkesan seperti tidak ada yang mengurus lokasi penghasil uang bagi negara lewat sektor perdagangan hasil Perikanan. 



Belum lagi kutipan yang dipungut oleh Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) kepada para pengusaha yang memanfaatkan lahan di Gabion untuk melakukan usaha di bidang pengolahan hasil laut serta tambat labuh kapal-kapal penangkap ikan. 


Kondisi infrastruktur di Pelabuhan Perikanan Samudara Belawan seperti kubangan kerbau. Sementara kutipan Perum Perindo ke Pengusaha di Gabion semakin naik. Angka terakhir di Tahun 2016 kenaikan harga sewa lahan naik 600%, dari Rp.5.500,-/M per Tahun menjadi Rp 36.000. Ditambah biaya perawatan dan pemeliharaan.


Menurut Molen Gultom selaku Ketua AP2GB tidak pernah manfaat uang kutipan yang di berikan pengusaha ke Perum Perindo tidak pernah dirasakan oleh pengusaha itu sendiri. Ini telah berlangsung Puluhan Tahun lamanya. Akibat buruknya infrastruktur di Gabion menjadi kendala dan kesulitan pengusaha dalam menjalankan usahanya.



"Keberadaan Perum Perindo seperti beban bagi para pengusaha. Disaat kondisi usaha yang saat ini sangat sulit, sementara kutipan oleh Perum Perindo semakin naik tanpa ada manfaat balik bagi pengusaha dan orang yang beraktifitas sehari-hari di Gabion,"kesal Molen Gultom.


Kacab Perum Perindo Belawan, Sukses Situmorang saat dihubungi telpnya mengatakan, Bahwa mereka adalah BUMN yang semua diatur oleh Kementerian. Urusan pemeliharaan Pelabuhan ada UPT nya sendiri. 


"Kami perusahaan milik BUMN bang, Semua itu urusan Kementerian. Untuk urusan pemeliharaan ada UPT tersendiri,"jelasnya.


(DIAN)

Share:
Komentar

Berita Terkini