Patahan Patok Pimpong Mercusuar Akhirnya Memakan Korban

Editor: MARITIMONLINE.COM


MARITIMONLINE.COM-BELAWAN - Patahan Patok Pompong Mercusuar yang dibiarkan tanpa diperbaiki akhirnya memakan korban. Korbanya Nelayan asal Belawan Bahari yang terlanggar patahan patok tersebut saat akan pulang melaut dari wilayah Barat, Jumat (07/10/2022) Subuh pukul 05.30 Wib.

Apes bagi kapal Nelayan yang beranggotakan Tiga (3) orang yakni Eri, Anto dan Amin. Ke Tiganya warga Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan. Saat melintas ketika ingin pulang ke Belawan, Kapal mereka menabrak patahan patok mercusuar yang tidak terlihat karena tertutup air laut.


Saat wartawan menemui langsung Tekong atau nahkoda kapal Nelayan yang mengalami peristiwa itu, Eri(55) mengatakan, Kami menangkap udang di wilayah Barat Lampu Mercusuar dan pulang menuju Pelabuhan Belawan, ditengah perjalanan Kapal yang saya bawa terlanggar Patok (Patok Pimpong) diduga sudah patah puluhan tahun itu, tidak kelihatan karena tenggelam air laut ketika pasang.


"Setelah terlanggar Patok yang sudah patah Kapal kami pun Tembuk (Bolong) dan tenggelam, semua yang ada di dalam Kapal berhanyutan,  selang waktu hampir 1 jam Kapal kawan kami melintas dan menghampiri, barulah kami mendapatkan pertolongan pulang sampai tangkahan Bang, dan kerugian kami diperkirakan mencapai Rp.10.000.000 Bang,"lanjut Eri.   


Menurut Eri setiap Kapal - Kapal Nelayan yang mau kebarat pasti melintasnya dari situ. Tentu patahan patok mercusuar itu jadi ancaman bagi kapal-kapal nelayan yang melintas disitu.


Ditambahkan Amin, Posisi yang terkena patok adalah lambung sebelah kanan, seputaran lunas, dua gading di kamar mesin.


Amin juga mengatakan kejadian seperti ini sudah banyak menelan korban, dia juga  mendengar, katanya pernah terjadi juga pada dua boat jalur.


"Udah sering kejadian tersebut, seputaran lampu lima(atau dulunya disebut patok pimpong tak jauh dari lampu hijau alur kapal), banyak kapal nelayan sering kali sudah terjadi disitu, tiga diantaranya kapal milik Si Heri, Si Amin, Si Anto, dengar dengar pun ada dua boat jalur yang jadi korban." Kata Amin.



Terpisah, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU)  Kota Medan Heri Susandi mengatakan, Saya sangat prihatin kepada Nelayan kita yang terkena musibah, karamnya Kapal Nelayan kita diduga karena terlanggar Patok Pimpong yang sudah patah, sepengetahuan kami Patok - Patok tersebut sudah puluhan Tahun patah. Kami selaku Pimpinan Cabang Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama Kota Medan, akan memperjuangkan nasib Nelayan tersebut dan mencari solusinya ke Instansi terkait.


Lanjut Ketua SNNU kota Medan, beberapa waktu lalu menginvestigasi dan sudah diberitakan terkait beberapa patok yang diduga rambu- rambu lalu lintas Laut yang sudah patah hingga berpuluh puluh tahun.


"Bahkan kami sudah dua kali melayangkan Surat Audensi ke Kantor Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Distrik Navigasi Kelas I Belawan Jl. Suar No.2 Belawan",ujar Sandi. 


Lanjutnya lagi, "Hingga sampai hari ini Minggu (9/10/2022) belum juga ada balasan surat dari pihak Navigasi dan kami dalam waktu dekat ini akan masukan surat yang ke-3 kalinya untuk mempertanyakan status rambu - rambu lalu lintas Laut yang sudah patah di makan usia itu, apakah tidak ada lagi Anggaran untuk perbaikannya atau diduga ada pembiaran", ucap Ketua PC SNNU Kota Medan.


(MO/DIAN)

Share:
Komentar

Berita Terkini