MARITIMONLINE.COM-TANJUNGBALAI-Mengingat nelayan salah satu pekerjaan yang memiliki resiko sangat tinggi, Namun selama ini tidak ada jaminan yang dimiliki oleh nelayan apabila terjadi kecelakaan kerja apa lagi sampai terjadi meninggal dunia. Ini disampaikan H.Budi Ketua DPC HNSI Kota Tanjung Balai, Jum:at (28/10/2022) di Kantor DPC HNSI Kota Tanjung Balai, Di Jalan HOS. Cokroaminoto No.10 Tanjung Balai.
Kepada awak maritimonline.com H.Budi mengatakan, Nelayan ini adalah pekerjaan yang resikonya sangat tinggi dan bahkan mempertaruhkan nyawa. Tapi tidak ada jaminan yang melindungi Nelayan kalau terjadi sesuatu pada dirinya disaat melaut. Sehingga kalau terjadi sesuatu terhadap Nelayan itu sendiri, Keluarga ikut juga menanggung penderitaan atas apa yang terjadi terhadap Nelayan itu sendiri karena sebagai tulang punggung keluarga.
"Selama ini kalau terjadi sesuatu terhadap Nelayan, Touke (Pengusaha) hanya membantu biaya perobatan sekedarnya saja. Pemberian dari touke itu tidak memadai untuk biaya pengobatan bagi Nelayan dan keluarganya,"ucap tokoh masyarkat Kota Tanjung Balai ini.
H.Budi menjelaskan, Saat ini pemerintah lewat BPJS Ketenagakerjaan memiliki program BPJS Ketenagakerjaan mandiri. Ini merupakan program baik bagi Nelayan kita khususnya Nelayan Tanjung Balai untuk memiliki jaminan yang melindungi Nelayan dan keluarganya kalau terjadi sesuatu terhadap Nelayan itu ketika pergi melaut.
"Program kerja DPC HNSI Kota Tanjung Balai saat ini salah satunya mensosialisaikan program BPJS Ketenagakerjaan ini ke setiap gudang-gudang perikanan agar seluruh Nelayan ikut program ini supaya Nelayan dan keluarganya terlindungi. Bagi para Pengusaha perikanan yang ada di Kota Tanjung Balai ini wajib mendukung program ini agar Pengusaha dan Nelayan sama-sama terlindungi,"tegasnya.
Turut hadir mendampingi H.Budi diantaranya, Paet Munthe Sekretaris DPC HNSI Kota Tanjung Balai, Khairul Rasyid Wakil Ketua DPC, H.Syahrial Wakil Sekretaris, dan Alang Tokoh masyarakat Nelayan Tanjung Balai dan Asahan.
(HENDI)
