Bantuan Anak Kerang Kepada 3 Kelompok di Medan Utara Diduga Ada Permainan dan Rugikan Negara

Editor: MARITIMONLINE.COM


MARITIMONLINE.COM-MEDAN-Proposal yang dikirimkan oleh petambak kerang Kota Medan ke Dinas Pertanian dan Perikanan Medan menjadi harapan hampa. Setelah menunggu sekian lama untuk mendapatkan bantuan yang mereka ajukan, Bukannya mendapat bibit kerang, Malah dapat anak kerang yang tak layak untuk dibudidayakan. Dibuktikan baru tiga hari ditabur, anak kerang tersebut mati dikolam penerima bantuan. Seperti yang disampaikan seorang anggota kelompok yang menerima bantuan itu yang tidak ingin namanya ditulis.

Masih keterangan dari anggota kelompok penerima bantuan kepada maritimonline.com mengatakan, Dari awal bibit itu kami terima, Kami kecewa dengan bibit yang diberikan. Kami yakini bibit ini tak akan hidup. Terbukti bibit kerang yang diberikan lebih kurang 2 Minggu lalu, Kondisinya terlihat mati dikolam. 


Ketua DPC HNSI Kota Medan, Abdul Rahman (Atan) kepada awak media menyayangkan kinerja Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Medan dalam hal ini Kabid Budidaya, Zulfakhri Ahmadi S.Sos yang juga selaku Pejabat Pembuat Kebijakan. Bisa-bisanya yang dimohonkan Bibit kerang malah diberikan anak kerang. Sudah barang tentu riskan untuk dibudidayakan di sini karena kondisi kerang yang tidak layak dan berbeda situasi alam tempat kerang itu sudah besar sebelumnya.



"Atan minta Kadis Pertanian dan Perikanan untuk mengevaluasi kinerja Kabid dan para Penyuluh yang bekerja tidak sesuai arahan Kadis. Yang akhirnya menimbulkan masalah bagi nelayan dan pembudidaya di wilayah Medan Utara. Karena wilayah Medan Utara adalah sentra nelayan dan pembudidaya untuk Kota Medan,"keluh Atan.

"Penyuluh dari Dinas sepertinya memberlakukan anak tiri dan anak kandung. Begitu banyaknya kelompok yang ada, cuma kelompok-kelompok itu saja yang mendapatkan bantuan. Ini menimbulkan kecemburuan bagi kelompok yang lain. Padahal kelompok itu juga tidak sehat keberadaannya," jelasnya.


"DPC HNSI Medan minta Kadis Pertanian dan Perikanan Kota Medan ganti semua Kabid dan penyuluh agar para nelayan Medan dapat merasakan manfaat program dari Dinas yang menjadi pelayan para nelayan dan pembudidaya di Kota Medan ini,"tegas Atan yang juga Ketua Karang Taruna Kecamatan Medan Belawan ini.


Ketua Umum Asosiasi Petambak Kerang Maritim Indonesia (Aspek Marindo) menyebutkan. Penunjukkan Faisal Nasution sebagai penyedia bibit kerang kurang tepat. Karena dia hanya sebagai Ketua kelompok yang kelompoknya pun tidak sehat managemennya. 



"Penunjukan Faisal Nasution sebagai penyedia anak kerang kita duga ada permainan dengan  Zulfakhri Ahmadi S.Sos dan para penyuluh. Kalau anak kerang seperti itu harganya Rp. 3000,- saja. Karena di Tanjung Balai itu dibuang di tempat pengepul kerang,"terang Ikhfan.

"Aspek Marindo meminta Kejaksaan dan Kepolisian memeriksa perjalanan pengadaan anak kerang ini yang diduga telah merugikan negara. Dan menimbulkan kecemburuan bagi kelompok-kelompok yang belum pernah menerima bantuan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Medan karena permainan para penyuluh yang tidak sportif,"pungkasnya.


Zulfakhri Ahmadi S.Sos kepada awak media ketika dikonfirmasi menjawab, Sore ini anggota akan cek langsung ke lokasi lahan kerang, karena yang difoto gambar kerang yg mati diatas tanah. Yang mau dicek dibawah lumpur, jika kerang ditemukan memang mati semua, kami akan hubungi penyedia untuk diganti.


Seorang penyuluh bernama Tuti saat dihubungi terkait bantuan Bibit kerang ini, Mendadak tidak tau atas adanya bantuan tersebut. Sementara menurut keterangan anggota kelompok yang menerima bantuan itu Tuti turut ada peran dan hadir dalam penyerahan bantuan tersebut.


(DIAN)





Share:
Komentar

Berita Terkini