Antisipasi Pasang Rob, Tanggul Belawan Jadi Ancaman Bagi Masyarakat Marelan

Editor: MARITIMONLINE.COM


MARITIMONLINE.COM-MARELAN- Pemerintah Kota Medan lakukan pembangunan tanggul di wilayah Belawan untuk antisipasi Pasang rob yang kerab melanda wilayah paling ujung di Medan Utara. Langkah yang dilakukan Pemko Medan layak di apresiasi sebagai bentuk kepedulian atas masalah yang di alami oleh masyarakat yang menghuni pesisir Kota Medan ini.

Disebalik kegiatan pembangunan tanggul untuk mencegah pemukiman di Belawan yang kerap terendam saat pasang rob, Marelan malah yang kini jadi terendam. Seperti pantauan maritimonline.com, Sabtu (21/01/2023) malam hari di wilayah Kelurahan Terjun.


Penulis yang telah 33 Tahun tinggal di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan, Belum pernah mengalami air pasang/banjir masuk sampai ke pemukiman masyarakat Terjun. Kali ini bukan hanya menggenangi jalanan, Tapi banjir juga masuk ke rumah masyarakat disekitar Marelan. Bahkan kedalaman air di rumah penulis setinggi lutut orang dewasa. Suatu hal yang tidak pernah dialami selama 33 Tahun yang lalu.



Bolehkah tanggul antisipasi pasang rob itu dipersalahkan sebagai langkah yang tidak tepat untuk mengatasi masalah pasang rob di Belawan. Karena sepertinya menimbulkan masalah baru di wilayah sekitar tanggul tersebut di bangun. Sudahkah dilakukan kajian tentang dampak bangunan tanggul terhadap masyarakat yang bertetangga dengan bangunan tanggul tersebut. Contohnya seperti Marelan dan Hamparan Perak.

Beberapa waktu lalu pernah penulis di undang untuk mengikuti pertemuan di Kantor Camat Marelan yang katanya bicara terkait banjir di Kecamatan Medan Marelan. Katanya Diskusi dan menampung usulan para undangan untuk mencari solusi agar Marelan terbebas dari banjir.


Namun sesampainya di Kantor Camat Marelan, Justru berbanding 180 derajat apa yang dibicarakan di sana. Penulis dan para undangan justru disajikan presentasi yang menurut penulis adalah rekanan pelaksana proyek rencana pembangunan tanggul di Siombak. Menurut yang menyampaikan presentasi kalau tanggul yang akan di bangun di Siombak juga rencana dari Pemko Medan.



Selain tanggul yang akan dibangun di Siombak, Pemko berencana akan membuat danau tampungan air di kelurahan Rengas Pulau atau Terjun Seluas 100 ha. Suatu proyek yang tidak sedikit anggaran yang harus di persiapkan. Namun yang jadi pertanyaan apakah proyek itu juga sesuai untuk niat dan maksud mengatasi banjir .??? Apakah tidak ada wilayah lain juga yang akan terdampak karena proyek itu .???.

Penulis pernah bincang-bincang dengan Ir.Jaya Arjuna seorang pengamat lingkungan hidup. Dalam bincang ringan itu Pak Jaya (Biasa penulis memanggilnya) menyampaikan, langkah yang tepat untuk mengatasi banjir pesisir Medan dan wilayah Kota Medan ialah dengan melakukan normalisasi drainase yang ada di jalan protokol atau utama yang aksesnya langsung ke sungai. Kalau drainase di jalan utama lancar, Tentu drainase itu mampu menampung aliran air dari drainase yang ada di gang atau drainase dari pemukiman masyarakat.


Setelah semua drainase terhubung lancar, Barulah lakukan normalisasi Kuala Deli yang saat ini kondisinya telah di penuhi sendimen akibat pembangunan benteng Sei Deli. Menurut pengamat lingkungan yang selalu berpenampilan santai ini, Kuala Deli itu seluas 100 ha dengan kedalam 10 M. Bayangkan berapa juta kubik air yang mampu ditampungnya di masa itu. Kalau sekarang fungsi itu dikembalikan seperti di masa Kuala Deli dengan kedalamannya, Dirinya yakin Belawan dan Khususnya Kota Medan tidak akan banjir lagi. 



Diyakininya biaya normalisasi drainase dan normalisasi Kuala Deli jauh lebih murah dari pembangunan tanggul di Belawan dan rencana pembangunan tanggul di Siombak serta danau resapan air yang juga rencananya akan di bangun di marelan.

Diakhir diskusi kami, Pak Jaya meminta tanggapan saya mengenai apa yang telah dia paparkan tadi, Penulis hanya bisa menjawab "Entahlah Pak Jaya, Payah awak nak cakap".



(MO/DIAN)


Share:
Komentar

Berita Terkini