Limbah PT. Inalum Diduga Mengandung Cyanida, Ancaman Bagi Biota Laut dan Nelayan Sumut

Editor: MARITIMONLINE.COM

MARITIMONLINE.COM-Peristiwa matinya ribuan ikan di Pantai Datuk Kabupaten Batubara Bulan April lalu masih menyisakan misteri yang belum terpecahkan, Selasa (19/10/21).

Jaya Arjuna mengatakan, Kegiatan industri peleburan aluminium di Tanjung Gading Kabupaten Batubara juga merupakan ancaman potensial bagi Laut Pesisir Timur Sumatera Utara karena PT. Inalum sebagai pengelola telah menumpukkan limbah padat yang mengandung cyanida dalam jumlah sekitar 8.700 ton pertahun dan sudah berlangsung lebih dari 38 Tahun. 

" Tumpukan limbah padat mengandung cyanida ratusan ribu ton ini berjarak sekitar seratus meter dari bibir pantai. Cyanida adalah salah satu parameter menentukan untuk kehidupan ikan, udang dan biota laut dangkal lainnya," urai pemerhati lingkungan hidup Sumut ini.

" Limbah yang mengandung Cyanida ini tidak bisa dianggap remeh karena dapat mengancam kehidupan biota Laut dan tentunya akan mengancam kelangsungan hidup bagi nelayan di Sumut terutama nelayan Batubara," jelas pensiunan Dosen USU tersebut.

Ditambahkan Jaya, pemerintah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup baik Provinsi dan Kabupaten serta Dinas Perikanan harus hadir untuk mengawasi ini agar pencemaran lingkungan khususnya Laut tidak terjadi. Agar kita tidak meninggalkan warisan buruk bagi anak cucu kita akibat pencemaran ini.

Sampe Gultom bagian Lingkungan Hidup PT. Inalum ketika dikonfirmasi maritimonline.com lewat pesan whatsappnya mengatakan, tidak benar ada kandungan cyanida di perusahaannya.

Bupati Batubara Ir. H. Zahir, M.A.P terkejut ketika ditanya terkait dugaan adanya Cyanida pada limbah Inalum.
" Wah usut terus sampai tuntas, Jangan sempat masyarakat dirugikan," balasnya di whatsapp.

Tengku Amri Kadis DLH Sumut kepada maritimonline.com mengaku akan membentuk tim gabungan yang melibatkan DPD HNSI Sumut untuk pengumpulan barang bukti keterangan (Pulbaket) terkait masalah ini. 

" Dalam waktu dekat tim ini akan kita bentuk dan segera bekerja untuk Pulbaket," jawab Amri.

Antoni Kadis Perikanan Batubara menjawab penyebab ikan mati akibat kandungan seng yang melebihi ambang batas baku air yang terkandung dari hasil Lab. air muara waktu terjadinya ikan mati tersebut. namun dirinya enggan menjawab kandungan seng tersebut berasal dari industri yang berada disekitar Laut Batubara.

Kadis Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Batubara saat dikonfirmasi enggan menjawab dengan alasan lagi ujian PIM. " Aku lagi ujian PIM," jawabnya lewat Whatsapp.

DPD HNSI Sumut menyebutkan Misteri ini jadi perhatian khusus bagi DPD HNSI Sumut. Karena hal ini akan menjadi ancaman bagi nelayan Sumut terutama nelayan Batubara. 

Zulfahri Siagian SE mengatakan, sangat menyayangkan atas peristiwa ini, jika ini benar adanya, tentu ikan tersebut berbahaya untuk di konsumsi. Karena bisa saja sudah terpapar zat beracun yang bisa berbahaya bagi kesehatan.

(MO/RED)
Share:
Komentar

Berita Terkini